Langsung ke konten utama

KENAPA SEMUA TERLIHAT JAHAT?

KENAPA SEMUA TERLIHAT JAHAT?

Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk berlapang dada. Jika kita harus marah pun, kita tidak boleh mendendam. Inilah obat kesejukan penghantar keindahan hidup dalam kebersamaan. Hati yang pendendam akan selalu tersiksa, selama ia masih hidup bersama dengan sesamanya, maka ia akan selalu menemukan kesalahan karena manusia adalah makhluk yang bisa bersalah.

Sahabatku, diceritakan ada seorang yang mengeluhkan rasa sakit di setiap bagian tubuhnya apabila disentuh oleh jari telunjuknya, dan ia pun berusaha untuk mengobati rasa sakitnya, namun sakit itu pun tidak kunjung sembuh, sekujur tubuhnya masih saja terasa sakit jika disentuh oleh jari telunjuknya. Sungguh orang tersebut tidaklah akan pernah menemukan obat jika ternyata yang diperiksakan ke dokter adalah hanya bagian tubuh yang disentuh oleh jari telunjuknya saja. Sementara ia melupakan jari telunjuknya yang justru merupakan sumber dari sakit itu sendiri.

Perumpamaan di atas adalah sebuah gambaran tentang sikap hati yang penuh dendam dan kedengkian, ia akan sulit hidup dalam sebuah kebersamaan. Dalam pandangannya semua orang seolah-olah memusuhinya dan tidak ada yang benar. Padahal yang menjadikan orang lain menjadi tidak baik dalam pandangannya adalah karena hatinya sendiri yang telah kotor. Hati yang akan mudah tersinggung dan mendendam jika ada yang berbuat salah kepadanya akan selalu diingat dan disimpan didalam hatinya, bahkan terhadap seseorang yang secara tidak sengaja melakukan kesalahan kepadanya, maka sudah harga mati baginya untuk dicap sebagai penjahat.

Ini adalah jari yang sakit, disaat bersentuhan dengan anggota yang sehat akan merasa sakit dan tidak akan bisa sembuh kecuali jari itu sendiri yang harus diobati. Menyadari penyakit dendam di dalam hatinya adalah langkah pertama menuju kesembuhan, kemudian berlatih melihat orang lain dengan mata husnudzhon serta melihat sisi positifnya dan juga menghindari membicarakan dan mendengar kejelekan orang lain.
Ada cara yang amat penting untuk menghancurkan dendam dan kebencian ini yaitu “Memberi Hadiah.” Seperti yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Seberat apapun jika kita marah kepada seseorang atau mendendamnya maka berusahalah untuk bisa memberi hadiah untuk mengurangi rasa sakit didalam hati. “Tahaaduu-Tahaabuu” (Salinglah engkau memberi hadiah niscaya engkau akan saling mencintai).

Cara yang lain yang juga amat penting untuk mengobati hati yang sakit ini adalah “Mendo’akan orang yang kita dendami dengan do’a-do’a yang baik dan menghindari mendo’akannya dengan do’a-do’a yang jelek.” Sebab sungguh do’a jelek yang dipanjatkan untuk orang yang didendami tidaklah memberi arti positif bagi yang berdo’a dan yang dido’akan, bahkan penyakit dendam akan semakin subur di hati orang yang mudah mendo’akan orang lain dengan do’a-do’a yang jelek. Jika do’a itu dikabul akan menjadikan orang yang dido’akan akan semakin tidak baik, dan sangat mungkin yang berdo’a ini akan menuai kejahatan baru dari orang yang dido’akan.

Juga disabdakan oleh Rasulullah SAW: “Do’a jelek yang dipanjatkan akan dikembalikan kepada orang yang mendo’akan itu sendiri.” Akan tetapi jika do’a baik dipanjatkan maka di samping hati kita akan merasa bersih ternyata ada janji dari Allah SWT bahwa Allah SWT akan terlebih dahulu memberi kepada orang yang telah mendo’akan sesuai dengan yang dipanjatkan. Subhanallah ! Dan setelah itu, untuk mengetahui apakah masih ada dendam di dalam hati kita atau tidak : Tengoklah ke dalam hati kita masing-masing setelah kita berdo’a : Sudahkah kita bisa dengan penuh kelegaan saat mendo’akan orang-orang yang bermasalah dengan kita dengan do’a-do’a yang baik? Jika belum bisa, nyatakanlah dengan pasti bahwa hati kita masih kotor.


Wallahu a’lam bisshowab


Oleh : Buya Yahya (Pengasuh LPD Al-Bahjah)
www.buyayahya.org – www.buyayahya.net – www.albahjah.tv

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKNA KETULUSAN

Sahabatku, saat kita berbuat baik kepada tetangga atau tamu yang datang ke rumah kita. Ada makna kebaikan yang harus dicermati untuk bisa disebut sebagai ketulusan. Ketulusan sendiri adalah hal yang amat lembut bersembunyi di lubuk hati dan bukan kata terucap dengan lidah. Orang yang tidak beriman pun bisa berbuat baik kepada tetangga dengan memberi pertolongan, penghormatan atau santunan materi. Artinya berbuat baik kepada sesama itu hal yang lazim dilakukan, baik bagi yang beriman atau yang tidak beriman. Namun yang harus senantiasa kita cermati adalah hal yang akan menjadikan kebaikan itu bermakna, yaitu ketulusan. Perbuatan baik yang semata-mata kita lakukan hanya mengharap balasan dari Allah SWT. Hati-hatilah ! Ternyata dalam ketulusan ada virus yang menghancurkan makna ketulusan, virus yang amat halus, sehalus ketulusan itu sendiri. Virus tersebut adalah riya’ atau maksud yang tersembunyi di balik sebuah kebaikan yang dilakukan selain karena Allah. Rasulullah SAW pernah meng...